Selamat Datang & Selamat Membaca

Minggu, 14 Mei 2017

Tari tradisional Sulawesi Tenggara

TARI TRADISIONAL SULAWESI TENGGARA

  1. Tari Balumpa
barumpa.PNG
  • Tari Balumpa adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Wakatobi, yaitu Binongko, Provinsi Sulawesi Tenggara.
  • Tari Balumpa dari Sulawesi Tenggara ini biasanya dimainkan oleh 6-8 orang penari, yang dilakukan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi bisa juga dilakukan oleh pasangan penari perempuan semua.
  • Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, dan festival budaya.
  • Para penari Balumpa menggunakan pakaian adat Wakatobi dengan iringan musik yang mempergunakan alat musik tradisional gambus, gendang juga suara dendang biduan Balumpa.


  1. Tarian Galangi
garungi.PNG

  • Tari Galangi adalah tarian tradisional yang berasal dari Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara.
  • Tari Galangi merupakan Tari Perang dalam Kerajaan/ Kesultanan Buton.
  • Tari Galangi adalah ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi musuh.
  • Di waktu damai tari ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan.
  • Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan.
  • Tarian Galangi ini terdiri dari sebelas kelompok, tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Pada zaman dahulu kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari luar.
  • Bila dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda.
  • Busana yang dipergunakan oleh para penari Galangi adalah Pakaian Sala Kaitela (Celana Puntung). adapun perlengkapan yang mereka bawa antara lain Gala (Tombak), Tombi Male’i (Bendera Merah), Tombi Makuni (Bendera Kuning) dan Tamburu (Genderang).



  1. Tari Malulo

malulo.PNG
  • Tari Malulo atau Lulo adalah tari tradisional  yang berasal dari daerah Tolaki, Sulawesi Tenggara.
  • Tarian tradisional Malulo disebut juga sebagai tarian persahabatan.
  • Pada zaman dulu, tarian ini dilakukan pada upacara-upacara adat, seperti, pernikahan, pesta panen raya, dan upacara pelantikan raja yang diiringi oleh alat musik pukul, yaitu, gong.
  • Tarian ini dilakukan oleh pria, wanita, remaja, dan anak-anak yang saling berpegangan tangan, menari mengikuti irama gong sambil membentuk sebuah lingkaran.
  • Filosofi Tarian malulo ini adalah persahabatan yang biasa ditujukan kepada muda-mudi Suku Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan.
  • Tarian Tradisional Malulo  ini dilakukan dengan posisi saling bergandengan tangan dan membentuk sebuah lingkaran.
  • Peserta tarian tidak dibatasi oleh usia maupun golongan, siapa saja boleh ikut serta dalam Tarian Malulo.
  • Dalam tarian ini yang perlu perlu diperhatikan adalah posisi tangan saat bergandengan, untuk pria posisi telapak tangan di bawah menopang tangan wanita.
  • Posisi tangan ini merupakan simbolisasi dari kedudukan, peran, etika pria dan wanita dalam kehidupan.
  • Tarian Malulo mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalani kehidupannya.

  1. Tari Mangaru
marui.PNG
  • Tari Mangaru adalah tari tradisional yang berasal dari Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara.
  • Tari Mangaru menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan peperangan, yaitu bercerita tentang dua orang laki-laki yang sedang dalam medan peperangan.
  • Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang.
  • Tari Mangaru diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo (gong) dan dua buah gendang yang terbuat dari kulit binatang. Musik yang mengiringi tarian ini bertempo cepat sesuai dengan semangat para penarinya.
  • Alat musik tradisional ini dimainkan empat orang yang memang mahir dalam memainkannya.
  • Irama musik pengiring tari ini berbeda dengan musik pengiring tari yang lain walaupaun alat yang digunakan sama.
  • Tari Mangaru biasanya dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-acara yang melibatkan banyak orang.
  • Bagi masyarakat Desa konde menyelenggarakan pesta panen setelah menuai padi menjadi suatu budaya yang berkesinambungan dan pada acara khitanan.
  • Tarian ini menjadi ajang berkumpul semua orang kampung.
  • Namun sayang, tarian ini sudah jarang bahkan sudah tidak pernah dipentaskan lagi. Saat ini tari Mangaru dipertunjukan pada saat penyambutan tamu.
  • Tari Mangaru pada saat ini banyak mengalami perubahan dan kreasi, namun tetap mempertahankan gerakan dasar perang sebagai ajang hiburan dan penyemangat.
  1. Tari Lumense
lamunn.PNG
Sumber : travelblog.ticktab.com
  • Tari Lumense adalah tarian yang berasal dari Tokotu’a, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
  • Kata lumense sendiri berasal dari bahasa daerah setempat yakni lume yang berarti terbang dan mense yang berarti tinggi. Jadi, lumense bisa diartikan terbang tinggi.
  • Tari lumense sendiri berasal dari kecamatan Kabaena. Suku Moronene merupakan penduduk asli dari wilayah ini.
  • Tarian ini biasa dipertunjukkan untuk menyambut tamu pada pesta-pesta, khususnya dalam acara pesta rakyat.
  • Jumlah Penari biasanya ada dua belas orang wanita, sehingga tari ini merupakan tarian kelompok besar wanita. Dari dua belas orang penari tersebut, enam diantaranya akan menjadi laki-laki dan sebagian lainnya menjadi perempuan.
  • Semua penari akan mengenakan busana adat Kabaena.
  • Bagi yang berperan sebagai wanita, mereka akan mengenakan taincombo. Taincombo adalah nama baju adat Kabean yang bercorak rok merah marun dengan atasan baju hitam dan bawahan baju berbentuk ikan duyung.
  • Sedangkan untuk penari yang berperan sebagai laki-laki akan mengenakan taincombo yang disatukan dengan selendang merah, dengan korobi (sarung parang dari kayu) yang dipasang di pinggang bagian kiri.


  1. Tari Kalegoa
kalogoa.PNG


Sumber : greatbuton.blogspot.co.id

  • Tarian ini adalah suatu tari tradisional yang menggambarkan suka duka gadis-gadis Buton sewaktu dalam pingitan.
  • Sudah menjadi suatu tradisi sejak zaman lampau seorang gadis yang menjelang dewasa haruslah menjalani masa Pingitan / Posuo. Selama 8 (delapan) hari 8 (delapan) malam.
  • Posuo sebagai suatu arena tempaan adat bagi mereka yang diikat dengan aturan dan tata krama serta sopan santun yang ketat untuk meninggalkan masa kegadisan bebas dan gembira karena telah dewasa dalam tempaan serta siap menerima kenyataan hidup. https://upiepamulasriblog.wordpress.com/2016/04/13/tarian-tradisional-dari-provinsi-sulawesi-tenggara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tari tradisional Kalimantan Selatan

TARI TRADISIONAL KALIMANTAN  SELATAN 1.       Tari Baksa Kembang   Tari baksa  kembang merupakan tarian klasik khas kalimantan selatan ...